Tuesday 16 June 2009

Gelombang Baru Neo-Liberalisme

Salam Pemuda !!!

Halusnya dan semakin sistematisnya pola penindasan rakyat hari ini semakin menuntut kita untuk dapat lebih mencerdasi penyelenggaraan struktur penindasan modal dan Negara yang tengah berlangsung semakin efektif hingga detik ini. Gagalnya transisi demokrasi paska Reformasi 98, ternyata juga berimplikasi terhadap memburuknya kenyataan mode produksi sosial ekonomi rakyat Indonesia. Meningkatnya angka kemiskinan, tingkat pengangguran, PHK massal ternyata malah dijawab dengan fenomena tingginya praktek-praktek liberalisasi, privatisasi dan deregulasi di semua sektor yang justru malah diamini oleh sekian instrumen kebijakan legal dari pemerintahan pusat sampai daerah hanya demi kepentingan segelintir kapitalis birokratik dan kepentingan ekspansi modal internasional di Indonesia. Ironisnya, kini dengan slogan pertumbuhan perekonomian Indonesia, pemerintah secara terang-terangan dan percaya diri justru mengundang investasi asing sebanyak-banyaknya masuk dan di sisi lain semakin memarjinalkan sektor kerakyatan serta menafikkan hak-hak warga negaranya sendiri.

Gagalnya Neoliberalisme untuk mewujudkan kesejahteraan dunia, semakin terlihat dengan rapuhnya perekonomian Amerika Serikat paska terjadinya Krisis Finansial yang berujung kemudian pada krisis global yang melanda negara-negara di belahan dunia lainnya. Gulung tikarnya beberapa perusahaan besar di AS secara otomatis melahirkan PHK massal di negara adidaya itu. Optimisme masyarakat AS dengan terpilihnya Obama sebagai Presiden AS ternyata justru mendorong konsolidasi negara-negara maju yang tergabung dalam G20 untuk mereformasi dan lebih memaksimalkan kembali peranan Bank Dunia, IMF dan ADB. Tragisnya, seharusnya destabilisasi perekonomian negara-negara maju ini bisa dijadikan momentum kebangkitan nasional guna merenegosiasi tatanan ekonomi kapitalistik yang menghisap sumber daya nasional sampai detik ini, namun yang terjadi Presiden SBY malah menyambut gembira ketika diundang sebagai peserta Pertemuan G20 di London guna memastikan adanya komitmen penjadwalan hutang baru bagi Indonesia. Dan posisi ketergantungan republik ini terhadap bantuan hutang luar negri semakin ditegaskan kembali dengan adanya Konferensi Tingkat Tinggi ADB di Nusa Dua Bali pada bulan mei yang lalu.

Sedari awal, kepentingan dan kebutuhan nasional juga tidak pernah dijadikan acuan bagi pemerintah selaku penyelenggara negara untuk membebaskan rakyat dari krisis yang tak kunjung reda ini. Pemerintah semakin menggambarkan posisinya sebagai institusi penjaga keberlangsungan modal dan semakin menjauhkan dirinya dari rakyat.

Belum lagi, pesta demokrasi pada Pemilu Legislatif yang lalu jelas-jelas memperlihatkan bobroknya sistem demokrasi di Negara ini. Demokrasi yang dijalankan saat ini terbukti hanya digunakan untuk mengakomodasi kepentingan elit semata karena demokrai yang berjalan sesungguhnya adalah demokrasi prosedural yang tidak berpijak kepada kepentingan rakyat banyak dan lebih ditujukan untuk memberikan keuntungan bagi segelintir orang (baca: oligarkisme negara). Persekongkolan negara dengan modal (koorporatisme negara) hanya akan memperpanjang cerita penindasan—penghisapan di Negeri ini.

Tragisnya, tanpa ada rasa malu, justru semua kandidat CAPRES dan CAWAPRES yang akan bermain pada Pilpers 2009 ini, masih berani mengatakan bahwa mereka anti terhadap neoliberalisme. Di tengah situasi yang anti rakyat dan ahistoris seperti ini, banyak kaum pergerakan justru tertidur dan mengalami degradasi yang cukup mengkhawatirkan. Bahkan tidak sedikit dari kaum pergerakan yang justru masuk dalam politik kekuasaan yang tidak berpijak pada kepentingan rakyat dan cita-cita pembebasan akan tetapi memakainya sebagai alat untuk masuk dalam jajaran kekuasaan. Hal ini jelas merupakan preseden buruk bagi perjuangan demokrasi rakyat. Sebagai golongan pembebas yang tidak mau terjebak dalam kondisi macam ini, Posisi Pergerekan dituntut untuk meneguhkan kepemimpinannya dalam perjuangan pembebasan hak-hak dasar rakyat yang selama ini menjadi korban dari bobroknya sistem di Republik ini.

0 comments:

CO.CC:Free Domain
WordLinx - Get Paid To Click
Free Website Hosting